Sejarah Didirikannya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
![]() |
| Bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (Pexels). |
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945. PBB adalah organisasi internasional mulfifungsi kedua di abad ke 20 yang memiliki cakupan dan keanggotaan seluruh dunia.
Dilansir dari Britannica, Liga Bangsa-Bangsa didirikan dengan perjanjian Versaielles pada tahun 1919 dan dibubarkan pada tahun 1946.
Markas PBB berada di New York, AS, yang memiliki pula kantor regional di Jenewa, Vienna, dan Nairobi. Bahasa resminya adalah Arab, Mandarin China, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol.
Selain menjaga perdamaian dan keamanan, tujuan penting dari PBB adalah mengembangkan relasi bersahabat dengan banyak negara, yang berlandaskan rasa hormat pada prinsip kesetaraan hak dan tekad warga dunia.
Tujuan kedua adalah mencapai kerjasa seluruh dunia untuk menyelesaikan masalah ekonomi, sosial,budaya, dan kemanusiaan internasional. Tujuan ketiga adalah menghormati dan mempromosikan hak asasi manusia.
Tujuan keempat adalah sebagai pusat yang melayani berbagai negara untuk berkoordinasi dari tindakan dan aktifitas mereka, menuju berbagai tujuan yang dicanangkan.
PBB dibentuk sebagai lanjutan dari Liga Bangsa-Bangsa dalam tujuan umum, struktur, dan fungsinya. Banyak organisasi dasar PBB dan agensi yang berada didalamnya mengadaptasi struktur yang sama dengan Liga Bangsa-Bangsa.
Dari beberapa aspek PBB adalah organisasi yang berbeda, khususnya pada tujuan menjaga kedamaian dan keamanan internasional, serta komitmennya pada pengembangan ekonomi dan sosial.
Perubahan dari relasi internasional menghasilkan berbagai modifikasi dan tanggung jawab PBB dan aparat dalam membuat keputusannya.
Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet sangat mempengaruhi fungsi keamanan PBB selama 45 tahun pertamanya. Berkurangnya kolonisasi setelah Perang Dunia 2 di Afrika, Asia, dan Timur Tengah meningkatkan jumlah dan prinsip politik, ekonomi, dan masalah sosial yang ditanggapi PBB.
Perang Dingin berakhir pada tahun 1991 akhirnya merubah sikap dan pandangan baru pada PBB. Semakin berbahayanya iklim geopolitik, terdapat berbagai tantangan untuk meningkatkan praktek dan fungsi, khususnya di area resolusi konflik dan bantuan kemanusiaan.
Pada awal abad 21, PBB dengan berbagai program dan agensi terkait kesulitan untuk menanggulangi krisis kemanusiaan dan perang sipil, berbagai masalah pengungsi, kerusakan akibat menyebarnya AIDS, gangguan finansial global, terorisme internasional, dan kesenjangan antara warga kaya dan miskin.
Sejarah dan Perkembangan PBB
Walau dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh Liga Bangsa-Bangsa saat menanggulangi konflik dan menjaga kedamaian serta keamanan internasional menjelang Perang Dunia 2, kekuatan Aliansi setuju untuk mendirikan organisasi global baru untuk mengelola masalah internasional.
Perjanjian ini pertama kalinya diajukan oleh Presiden AS Franklin D Roosevelt dan Perdana Menteri Winston Churchill, yang menandatangani Piagam Atlantik pada bulan Agustus 1941.
Nama PBB sebelumnya digunakan oleh berbagai negara yang bersekutu melawan Jerman, Italia, dan Jepang. Pada tanggal 1 Januari 1942, 26 negara menandatangani Deklarasi PBB, yang mengesampingkan tujuan perang dari Aliansi (Sekutu).
Inggris Raya, AS, dan Uni Soviet memimpin saat mendesain organisasi baru ini, dalam menentukan struktur pembuat kebijakan serta fungsinya.
Awalnya, ketiga negara dan para pemimpinnya, yaitu Roosevelt, Churchill, dan Joseph Stalin sebagai pemimpin Uni Soviet, kurang memahami satu sama lain yang menjadi awal penyebab Perang Dingin.
Uni Soviet meminta setiap anggota dan konstituen republiknya agar memiliki hak voting, sementara Inggris Raya ingin kepastian mengenai koloninya tidak ditempatkan dibawah kendali PBB.
Terdapat pula ketidaksetujuan atas sistem voting yang akan diadopsi oleh Dewan Keamanan, yaitu sebuah masalah yang tekenal dengan 'masalah veto.'
Langkah besar pertama menuju pembentukan PBB dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus hingga 7 Oktober, 1944, saat Konferensi Dumbarton Oaks, yang berisi ketiga negara utama beserta China, dan diselenggarakan di area Washington DC.
Walau keempat negara setuju dengan tujuan umum, struktur, dan fungsi dari organisasi dunia baru ini, konferensi berakhir dengan ketidaksetujuan mengenai keanggotaan dan voting.
Saat Konferensi Yalta, ketiga negara mengadakan rapat di kota wisata Crime pada Februari 1945. Roosevelt, Churchill, dan Stalin mendirikan dasar ketentuan piagam yang membatasi kewenangan Dewan Keamanan. Kesepakatan lainnya adalah sejumlah negara Soviet yang dapat menerima keanggotaan di PBB.
Akhirnya, ketiga pemimpin pun setuju agar organisasi baru ini akan menggunakan sistem perwalian yang sesuai dengan sistem mandat Liga Bangsa-Bangsa.
Proposal Dumbarton Oaks, dengan modifikasi dari Konferensi Yalta, membentuk dasar negosiasi di Konferensi Organisasi Internasional PBB (UNCIO) yang dilaksanakan di San Francisco, AS, pada 25 April 1945, dan menghasilkan Piagam PBB.
Konferensi San Francisco diikuti oleh delegasi dari 50 negara dari berbagai area geografi dunia, diantaranya sembilan dari Eropa, 21 dari Amerika, tujuh dari Timur Tengah, dua dari Asia Timur, 3 dari Afrika, satu dari Ukraina dan Belarusia dibawah Uni Soviet, serta lima dari Inggris Raya.
Polandia yang tidak menghadiri konferensi, diizinkan sebagai anggota awal PBB. Dewan Keamanan memiliki hak veto (dan keanggotaan permanen), walau anggota Majelis Umum dapat mengangkat masalah ini dalam diskusinya.
Masalah politik yang diselesaikan adalah peran organisasi yang mempromosikan kesejahteraan ekonomi dan sosial, status area koloni dan distribusi perwalian, status pengaturan pertahanan dan regional, dan dominansi Kekuatan Besar Dunia melawan kesetaraan negara.
Piagam PBB akhirnya diadaptasi dan ditandangani pada Juni 26 1945, yang diresmikan pada tanggal 26 Oktober 1945.

Komentar
Posting Komentar