Peru Mencanangkan Kondisi Darurat Setelah Unjuk Rasa Berakhir Rusuh

 

Ilustrasi unjuk rasa (Freepik).

Pemerintah baru Peru menyatakan pada hari Kamis (16/10), bahwa kondisi darurat dicanangkan di ibukota Lima, setelah seorang warga tertembak mati oleh polisi pada hari Rabu (15/10), saat berunjuk rasa. Sementara seratus lainnya terluka saat unjuk rasa di lokasi kongres ibukota Lima. 

Unjuk rasa di Peru memang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir. Ramainya unjuk rasa memaksa parlemen untuk mengadakan voting demi memakzulkan presiden Dina Boluarte, yang dianggap bersalah atas kejahatan dan korupsi di Peru.

Demonstrasi diikuti oleh ribuan warga muda Peru di ibukota Lima dan banyak kota lainnya. Warga turun ke jalan akibat frustasi atas kegagalan pemerintah dalam menanggulangi masalah kriminalitas yang semakin meninggi.

"Kami mencanangkan darurat di ibukota Metropolitan Lima," ujar kepala kabinet Ernesto Alvarez, dalam konferensi pers setelah rapat kabinet dilaksanakan, seperti dilansir oleh Yahoo News.

Korban Jiwa saat Unjuk Rasa

Kepala Kepolisian peru menyatakan pada hari Kamis bahwa anggotanya yang menembak pengunjuk rasa tengah diselidiki direktorat. Aksi penembakan tersebut mengakibatkan Eduardo Ruiz, seorang (artis) rapper ternama meninggal pada hari Rabu lalu.

Jenderal Kepolisian Oscar Ariolla menyatakan bahwa oknum polisi sempat diserang oleh sejumlah massa, dan kini ditahan dengan dicabut jabatannya. 

Ruiz adalah warga pertama yang meninggal selama unjuk rasa di Peru. Setidaknya 113 lainnya, yaitu 84 dari kepolisian dan 29 warga, terluka akibat unjuk rasa selama hari Rabu lalu.

Unjuk rasa dimulai dengan damai, tetapi bentrok terjadi setelah sejumlah pengunjuk rasa mencoba menerobos barikade keamanan di sekitar gedung kongres, saat malam tiba. Pengunjuk rasa lainnya melemparkan batu dan kembang api, sehingga polisi membalasnya dengan gas air mata.

Organisasi non pemerintah Koordinasi Nasional Hak Asasi Manusia, menyatakan bahwa Ruiz ditembak oleh seorang anggota kepolisian yang tidak memakai seragam.

Warga Muda Peru Kelelahan

Berbagai masalah kekerasan terjadi selama unjuk rasa, dengan puluhan anggota supir bus, musisi, dan pengunjuk rasa yang menolak membayar pada kriminal gang di Peru, contohnya gang Los Pulpos dan Tren de Aragua dari Venezuela.

Mantan Presiden Dina Boluarte yang memang kurang disanjung, dimakzulkan oleh Kongres Peru akibat kegagalan saat mengurangi jumlah kejahatan. Jose Jeri adalah jurubicara legislasi, yang kini menjabat sebagai presiden sementara.

Pada hari Kamis, aktivis sayap kanan Jeri meminta Kongres agar diberikan kuasa untuk mencangkan kondisi darurat keamanan, tanpa perlu divoting terlebih dahulu.

Kamis malamnya, puluhan warga menyalakan lilin dan berduka cita, saat menempatkan bunga di lokasi Ruiz meninggal. "Situasi kematian ini sangatlah memalukan," ujar Solaris Raez, yaitu mahasiswa berumur 25 tahun.

Pengunjuk rasa meminta pula agar pemerintahan Jeri segera dilengserkan. "Kami warga muda lelah dengan berbagai aksi kekerasan, korupsi, kematian harian, dan pemerasan," ujar Ariana Palomino, seorang pemilik toko mandiri berumur 30 tahun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Komedi Horor ala Sunda di Film Kang Solah From Kang Mak X Nenek Gayung

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah