Melarikan Diri ala Tawanan Perang dari China di Film Dongji Rescue

Warga desa China yang kaget setelah baru sekali lihat pasukan Jepang (TMDB).

Film dari China tampaknya semakin ajib saja, yang kini mulai merambah kisah dari latar sejarah atau modern. Sebelumnya, film berjudul Operation Hadal dirilis bulan lalu di Indonesia, yang mengisahkan pertempuran pasukan modern China di lautan, mirip dengan film Dongji Rescue di bulan Oktober ini.

Film Dongji Rescue yang tengah tayang di sinema Indonesia, tampaknya mengingatkan bahwa China sebenarnya memiliki andil saat Perang Dunia 2 dahulu, daripada kelebihan pasukan modern China seperti di film Operation Hadal.

Memang kedua film tersebut cukup berbeda dengan banyak film ciamiknya, yang biasanya berlatar mitologi China dengan aksi gelut ala fantasi melawan monster raksasa pemakan manusia.

Kembali ke film dari China ini, tentu karena wilayahnya yang tepat bersebelahan dengan Jepang sebagai agresor di PD 2, China bersama Korea sempat mengalami banyak konflik di bagian utara Asia Timur tersebut.

Bahkan unit 731, yaitu fasilitas penelitian senjata biologis dan kimiawi milik Jepang, ditempatkan di wilayah timur laut China. Fasilitas ini melaksanakan berbagai eksperimen ke banyak desa di sekitarnya, sehingga berujung meninggalnya ratusan ribu warga China.

China sebenarnya jaman tersebut mengalami kedekatan dengan Inggris Raya dalam menghalau pergerakan Jepang. Sayang, kolaborasi keduanya kurang sanggup melawan pasukan Jepang yang sedang beringas.

Nah, kisah kerjasama Inggris Raya dan China saat PD 2 diangkat dalam film Dongji Rescue ini. Tokoh utamanya bukanlah seorang tentara, namun warga desa biasa, yang terpaksa melawan balik Jepang, akibat desanya terancam.

Kisah nyata yang diangkat oleh film Dongji Rescue berasal dari dokumentasi sejarah Tenggelamnya Kapal Laut Lisbon Maru, yang menyebabkan 800 pasukan Inggris Raya tenggelam dan meninggal.

Sinopsis Film Dongji Rescue 

A Bi (Zhu Yilong) dan A Dang (Leo Wu) panik saat mendengar desanya akan diserang pasukan Jepang. Desa mereka memang berada di pesisir pantai, yang sempat melihat kapal Jepang berada di lepas pantai namun tidak berlabuh.

Setelah sekian lama, ternyata kapal Jepang tidak berlabuh juga, tetapi malah mengirimkan pasukannya ke pesisir pantai. Warga desa pun diancam, namun tidak diserang, melainkan dipekerjakan sebagai budak perang bagi pasukan Jepang.

Ternyata, pasukan Jepang sebenarnya berniat menghabisi desa tersebut, tetapi setelah 1800 pasukan Inggris tawanannya dibasmi terlebih dahulu. Desa tersebut harus dihabisi, karena membasmi tawanan adalah sebuah tindakan kejahatan perang, dan pasukan Jepang tidak ingin ada saksi atas kejahatannya.

A Bi dan A Dang sempat bertengkar karena panik, walau akhirnya dilerai oleh A Hua (Ni Ni). Mereka akhirnya berinisiatif untuk melaksanakan operasi penyelamatan pasukan tawanan Inggris Raya.

Banyak warga desa setuju, dan daripada melarikan diri, mereka bersiap untuk menyelamatkan seluruh pasukan Inggris Raya di Kapal Lisbon Maru tersebut. Warga desa berharap, jika operasi penyelamatan ini berhasil, maka wilayah desa mereka tidak akan menjadi target pasukan Jepang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Negara Mengakui Kedaulatan Negara Palestina saat Majelis Umum PBB

Sejarah Awal Terbentuknya Pariwisata Sebagai Komoditas Budaya

Contoh Kasus Obat Resep Dokter Berujung Adiksi Heroin

Animasi 2D Mantap dari Indonesia ala Panji Tengkorak

Komedi Horor ala Sunda di Film Kang Solah From Kang Mak X Nenek Gayung

Timo Tjahjanto Menyutradarai Film Nobody 2

Fitur Keamanan Instagram dan Youtube Bagi Anak Kecil dan Remaja

Sungai Sebagai Bagian Peradaban Manusia

Cara Louis Braille Merelovusi Sistem Penulisan Aksara

Gejala dan Pencegahan Demam Berdarah