Bentuk dan Fungsi Apotek di Eropa Saat Jaman Pertengahan
![]() |
| Ilustrasi obat herbal jaman pertengahan (Pexels). |
Warga Eropa saat abad pertengahan sangat lumrah dengan penyakit dan wabah. Sama seperti sekarang, saat mengalami masalah kesehatan, mereka mencari obat untuk menyembuhkannya, atau setidaknya mengurangi rasa sakitnya.
Dilansir dari National Geographic, saat sakit warga akan membeli, menelan, atau melumuri obat yang mirip dengan jaman sekarang, yaitu obat minum, salep, dan pil.
Bahan kimiawi untuk pengobata, sangatlah berbeda dengan jaman sekarang, yaitu berbahan alami yang dipercaya memiliki efek penyembuhan, dan bahkan membawa mukjizat.
Termasuk diantaranya adalah bebatuan (agate untuk obat mata, dan jasper untuk obat wasir), air mineral, produk hewan atau manusia (kuku, urin, darah), dan yang terpenting, yaitu berbagai bahan herbal.
Farmakope bernama De Materia Media dari dokter Yunani bernama Dioscorides sangat ramai saat jaman pertengahan di Barat dan Arab beserta warga muslimnya.
Termasuk diantaranya adalah deskripsi bahan obat-obatan dari ratusan tanaman. Beberapa tanaman memiliki banyak kandungan penyembuhan.
Menurut Dioscorides, berbagai tanaman dapat dibuat menjadi obat dan digunakan untuk menyembuhkan banyak penyakit, mulai dari penyakit kuning, pusing, konstipasi, jerawat, jari dingin hingga kebotakan.
Pedagang rempah (epicier di Perancies dan spezialini di Italia) sangatlah berhubungan erat dengan apotek, karena banyak rempah yang didagangkan dari Timur dipercaya memiliki zat penyembuh. Kayu dan adas manis dipercaya dapat menyembuhkan bau mulut.
Losion, obat minum, dan tapal disiapkan oleh penyembuh yang menjual barangnya di jalan atau dari pintu ke pintu. Sebuah gedung ditujukan sebagai toko obat bernama apothecaries (atau apotek, berasal dari kata Yunani yang artinya gudang), yaitu asal mula farmasi dan toko obat modern.
Rumah Sakit Biarawan
Asal mula apotek berhubungan erat dengan biara (Kristen). Fondasi biara memiliki tempat dimana para peziarah dan orang miskin untuk tinggal. Karena banyak yang tinggal, maka disebut sebagai rumah sakit, yang memang mencari biarawan untuk menyembuhkan sakit mereka.
Jadi, kata rumah sakit adalah tempat menyembuhkan pasien di jaman modern, dimana biarawannya adalah seorang dokter.
Biarawan memiliki akses buku sains di perpustakaan mereka, contohnya adalah buku Dioscorides tadi, dan buku lainnya yang bersikulasi di Jaman Pertengahan Eropa dan Muslim. Dengan begitu, farmasi pertama dibangun sebagai ruangan khusus untuk menyimpan bahan dan obatnya saja oleh biarawan.
Di Camaldoli, wilayah timur Florence, Italia pada abad 11, seorang biarawan bernama Romuald mendirikan komunitas biarawan Benedictine yang menjalankan rumah sakit bagi warga miskin.
Farmasi di Camaldoli dapat ditelusuri sejak tahun 1048. Sumber dari abad 16 menunjukkan banyak suplai obat-obatan herbal yang distok dengan baik dari taman botani di biara ini.
Contoh lainnya dari Italia adalah biara Dominican yang dibangun pada tahun 1221, di Florence dekat Basilica Santa Maria Novella.
Ketika seorang biarawan menyembuhan seorang saudagar kaya, akhirnya mereka terkenal dengan farmasinya. Warga umum lalu ramai mendatangi lokasi rumah sakit, yang menjadikan Santa Maria adalah toko obat jaman Renaissans.
Perbedaan peran antara dokter dan apoteker dimulai sejak abad 13 lalu, dengan ramainya perkembangan serikat bagi para dokter. Karena dokter membutuhkan persiapan obat, maka dibutuhkanlah seorang apoteker yang menyiapkannya.
Konstitusi Melfi dicanangkan di Sisilia oleh Kaisar Romawi dan Raja Sisilia, Frederick II pada tahun 1231.
Aturan tersebut mengukuhkan bahwa seorang dokter tidak perlu menyiapkan obat, dan hanya meresepkannya saja. Berbeda peran, apoteker tidak dapat meresepkan obat, namun hanya menyiapkannya dibawah pengawasan dokter.
Hingga saatnya tiba, para apoteker mendorong batas praktek mereka. Di Paris pada tahun 1281, Fakultas Medis mencegah dan melarang apoteker untuk mengunjungi pasien atau mengeluarkan obat tanpa resep dari dokter.
Jaman Serikat
Meningkatnya peran Serikat, akhirnya menyebabkan pekerjaan apoteker diatur langsung oleh hukum.
Pada tahun 1353, undang-undang mengenai Serikat Saudagar Rempah dan Apoteker Paris diterapkan, agar tidak ada apoteker yang bekerja tanpa mengerti cara membaca resep, atau tidak memiliki orang yang bisa membacanya.
Penjualan zat medis berbahaya atau berracun dilarang oleh hukum, dengan wajibnya ditempelkannya label pada botol, yang menunjukkan tahun dan bulan pembuatannya. Ditambah lagi, apoteker didesak agar menjual produknya dengan harga yang adil dan merata.
Untuk mengawasi pelaksanaan aturan ini, seorang kepala apoteker ditunjuk dan dibantung dengan dua dokter oleh Dekan Fakultas Medis. Mereka akan menginspeksi toko obat setidaknya dua kali dalam setahun, dengan secara hati-hati mengecek setiap zat obat yang terkandung di dalamnya.
Wanita Penyembuh
Walau terdapat bukti bahwa wanita bekerja seorang dokter dari warisan antik, gagasan wanita sebagai ahli obat, farmasi, dan dokter sangatlah ditentang oleh serikat medis di Eropa, yang memang didominasi oleh Pria. Berbagai aturan diterapkan agar wanita hanya bekerja sebagai bidan saja dari segi medis.
Walau begitu, peran tradisional wanita sebagai pengasuh akhirnya memberikan mereka pengetahuan untuk bekerja sebagai penyembuh.
Pada abad 17 di Inggris, banyak literasi berasal dari wanita, dan menjadi sangat lumrah bagi wanita untuk membuat kompilasi resep, yang berisi banyak cara membuat obat sesuai dengan kondisinya.
Satu yang terkenal adalah Hannah Woolley, yang berasal dari Inggris dengan bukunya berjudul The Gentlewoman Companion. Dari buku tersebut, dia mengasosiasikan pekerjaan farmasi dan dokter dengan semakin tingginya mobilitas sosial.
Woolley mendesak agar wanita memiliki kemampuan kompeten dalam Physik (obat-obatan) dan Chyrugery (operasi bedah), sebagai cara agar mencapai fungsi sosial.
Diantara anggota koloni Quaker yang berlayar dari Inggris ke Amerika bersama William Penn pada tahun 1982, banyak wanita memiliki kemampuan obat-obatan dan penyembuh.
Ilmu mereka mereka bagikan bagi pemukim koloni lainnya, yang terbukti sangat krusial bagi layanan publik harian, di koloni yang kini bernama Pennsylvania.

Komentar
Posting Komentar