Banyak Kabar dari Meta Mengenai AI, Facebook, Messenger, Threads, Instagram, dan WhatsApp
![]() |
| Logo Meta yang dijunjung tinggi (Freepik). |
Banyak kabar datang dari Meta, mulai dari AI-nya yang semakin ramai, Facebook AI yang makin kentara, dihapusnya Messenger, WhatsApp yang membantu anti-scam, Instagram dengan akun remajanya, dan Threads yang memiliki obrolan grup, seperti dilansir dari TechCrunch.
Meta AI
Semenjak dirilisnya Vibe dari Meta AI, penggunanya naik drastis dari dari 775 ribu per satu bulan kemarin, menjadi 2,7 juta pengguna pada tanggal 17 Oktober lalu, seperti dilansir dari Similarweb. Jumlah unduhannya pun ikut naik menjadi 300 ribu unduhan perhari, naik dari 200 ribu perhari.
Selain itu, Meta AI kini menambah batas aturan obrolan kepada pengguna remajanya. Bahkan, orangtua dapat mematikan beberapa karakter AI, agar tidak dapat mengobrol sama sekali dengan anak remajanya. Khusus untuk Instagram, maka akan dirilis tahun depan di Inggris Raya, AS, Kanada, dan Australia.
Facebook dan Messenger
Facebook kini dapat menyarankan edit foto di dalam memori ponsel, yang baru saja drilis AS dan Kanada, dan menyusul ke seluruh dunia di masa mendatang. Saat dinyalakan, maka pengguna akan menerima cara berbagi, dengan berbagai edit yang dapat diunggah di Feed maupun Stories.
Sementara di Messenger, Meta akan menghapus programnya di sistem operasi Windows dan Mac, pada tanggal 15 Desember mendatang. Jika pengguna ingin mengobrol, maka Messenger akan dialihkan ke Facebook, dan menggunakannya langsung melalui akun media sosialnya.
Threads
Threads kini memiliki fitur obrolan grup, yang mulai aktif sejak 15 Oktober lalu. Dalam obrolan grup, pengguna Threads berumur 18 tahun keatas dapat membagikan unggahan teks, video, GIF, dan emoji, sama seperti di timeline publik.
Menurut Wakil Presiden Manajemen Produk Threads, Emily Dalton Smith menyatakan bahwa sesi obrolan grup dan pesan langsung (DM), adalah agar pengguna saling berkomunikasi dengan lebih dalam mengenai minat mereka.
Instagram kini diperbarui kembali dengan keamanan akun remaja yang lebih kentara. Pengguna yang berumur dibawah 18 tahun, akan masuk pada rating konten PG-13 (alias Remaja), agar konten yang tersaji akan menghindari kekerasan, seksual, dan penyalahgunaan obat.
Filter (penyaring) konten pun semakin bertambah, dengan nama fitur Limited Content. Jika dinyalakan, maka fitur ini mencegah agar remaja melihat atau menulis komentar dari unggahan yang sudah disetel Limited. Orangtua sebagai wali dari akun Instagram tersebut dapat memilih opsi ini.
Khusus untuk persaingan AI-nya, WhatsApp akan mulai mengeblok seluruh penggunaan AI lain selain dari Meta AI. Aturan ini mulai efektif tahun depan, alias 1 Januari 2026, agar AI seperti OpenAI, Preplexity, Luzia, dan Poke tidak bisa digunakan melalui WhatsApp.
Meta pada hari Selasa (21/10), akan memiliki fitur untuk mendeteksi pesan penipuan (scam) di WhatsApp dan Messenger, agar dapat mencegah seluruh tindak kriminal penipuan, khusus pada pengguna lansia yang kurang mengerti.
WhatsApp dan Messenger akan memberikan tanda peringatan mengenai penipuan selama berbagi pesan, dan dapat dikaji ulang oleh AI mengenai jenis penipuan tersebut.
Selama setengah tahun awal 2025 lalu, Meta telah berhasil mendeteksi dan mencegah 8 juta akun, yang terhubung dengan lokasi penipuan di Myanmar, Laos, Kamboja, Uni Emirat Arab, dan Filipina.
Selain itu, 21 ribu Laman Facebook yang berpura-pura sebagai layanan konsumen, telah dibekukan pula karena mereka mencoba menarik informasi dari pengguna sah.
Menyusul banyaknya pesan spam, yang dapat berujung scam di WhatsApp, Meta pun membarui batas jumlah pesan yang dapat dikirimkan. Contohnya adalah saat pengguna menemukan banyak pesan dari nomor yang tidak dikenal, maka jumlah pesan tersebut bisa saja melebihi batas.
Meta belum membagikan jumlah batasan pesan, namun akan segera dites di berbagai negara dalam beberapa minggu mendatang.
Sebelumnya di tahun 2024, Meta telah membatasi pesan iklan dari WhatsApp business dan akun pemasarannya. Bahkan, opsi untuk berhenti berlangganan iklan diberikan pada pengguna.
Sementara dari AS, hakim federal telah memberi wewenang pada Meta, khususnya pada WhatsApp. Meta kini dapat mengeblok permanen grup intel siber dari Israel bernama NSO Group, yang sering menanam spyware.
Awal tahun ini, hakim federal AS telah memvonis NSO untuk membayar denda sebesar 167 Juta Dolar AS, akibat kampanye pemantauan mereka yang menargetkan (spyware) kepada lebih dari 1.400 akun WhatsApp pada tahun 2019 lalu, termasuk diantaranya adalah aktivis HAM dan jurnalis.
Walau begitu, jumlah kerugian yang harus dibayar NSO kepada WhatsApp turun menjadi 4 juta Dolar saja. Hakim Distrik AS, Phyllis Hamilton menyatakan pada hari Jumat (17/10), tidak menemukan bukti pasti mengenai tindak kriminal oleh NSO.

Komentar
Posting Komentar